Mediabola menyusun daftar 10 pemain terbaik yang menjadi bintang top dan berpeluang besar memberikan permainan memukau di piala Euro 2020!
Ditunda satu tahun, Euro 2020 kini telah dimulai dan berlangsung dengan baik!
Ajang kompetisi ini memang di luar kebiasaan, karena menjanjikan keunikan dengan laga pertandingan yang tersebar di 11 negara berbeda, ditambah dengan adanya pembatasan jumlah untuk penonton yang hadir terdampak pandemi COVID-19.
Terlepas dari segala restriksi yang berlaku, sepakbola yang tersaji akan tetap bermutu tinggi berkat keberadaan deretan pemain bintang dari segala penjuru Eropa.
Siapa saja 100 pemain terbaik yang berpeluang besar memberikan performa di musim panas ini. berikut daftarnya yang mediabola susun dari peringkat 1 sampai 10!
1. Kylian Mbappe | Prancis
Penggemar berat Cristiano Ronaldo sejak anak-anak, Mbappe mungkin merupakan kandidat terkuat untuk mengambil alih tempat CR7 sebagai salah satu megabintang utama sepakbola saat sang superstar Juventus dan Lionel Messi gantung sepatu nanti.
Penyerang 22 tahun itu tak berhenti mengukir prestasi demi prestasi sejak pertama kali mengorbit bersama tim AS Monaco yang mengangkangi Paris Saint-Germain untuk menjuarai Ligue 1 pada 2017.
Setahun berselang, Mbappe menjadi jawara Piala Dunia dengan timnas Prancis dan mencetak sejarah sebagai pemain remaja pertama yang mencetak gol di final sejak Pele pada 1958.
Saat itu ia sudah dibeli PSG dan menjadi pemain termahal kedua sepanjang masa.
Di usia yang masih sangat muda, Mbappe tampak tak terbebani oleh tekanan besar di pundaknya. Reputasinya kini bisa disejajarkan dengan rekan seklubnya, Neymar, dan ia menghadapi Euro 2020 setelah melakoni musim terproduktif dalam kariernya sejauh ini.
Setelah harus puas jadi runner-up di Euro 2016, Mbappe pasti bertekad mengangkat trofi kali ini.
2. Kevin De Bruyne | Belgia
Bintang Belgia 29 tahun itu telah berkembang menjadi salah satu pemain terbaik dunia sejak bergabung ke Manchester City dari Wolfsburg pada 2015.
De Bruyne pertama kali mencoba peruntungan di Premier League dengan Chelsea, tetapi ia gagal memenuhi ekspektasi di Stamford Bridge. Kepindahan menuju Bundesliga, pertama ke Werder Bremen dengan status pinjaman kemudian permanen bersama Wolfsburg, membuat permainannya kian matang.
Tidak terlalu kuat secara fisik, De Bruyne menambal kekurangannya tersebut dengan inteligensi, keluwesan, serta teknik tinggi yang membuatnya sangat menonjol sebagai playmaker.
Statistik 2019/20 menjadi bukti, saat ia menjadi pemain pertama yang mengemas 20 assist dalam semusim kompetisi di liga domestik top Eropa.
Mengingat Eden Hazard baru saja pulih dari cedera, harapan Belgia musim panas ini akan lebih bergantung pada sang jenderal lapangan tengah City.
3. Robert Lewandowski | Polandia
Sepanjang musim 2019/20, Lewandowski memborong 55 gol dalam 47 laga – angka fantatis yang hanya dapat ditandingi oleh Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di era modern.
Meski perolehan gol total Lewandowski berkurang pada kampanye 2020/21, ia berhasil menggoreskan sejarah setelah melampaui rekor 40 gol Gerd Muller dalam satu edisi Bundesliga. Lewangoalski mengoleksi 41 gol hanya dalam 29 laga!
Pada sebuah era di mana striker murni bertipe No. 9 jadi komoditas langka, Lewandowski membuktikan penyerang tradisional sepertinya masih bisa berjaya.
4. Romelu Lukaku | Belgia
Tidak hanya melahirkan gol demi gol, Lukaku berjasa besar mempersembahkan titel Serie A untuk Inter. Nerazzurri mustahil mengakhiri penantian panjang selama 11 tahun tanpa ‘Big Rom’.
Tak hanya di level klub, Lukaku juga tampil gemilang di kancah internasional dengan Belgia. Mengoleksi 59 gol dalam 92 laga, eks penggawa Chelsea itu memegang rekor sebagai topskor sepanjang masa negaranya.
Ukuran tubuh dan kekuatan fisik Lukaku memang sangat mencolok, namun kepintarannya untuk menemukan ruang juga pantas mendapat dua jempol.
5. Cristiano Ronaldo | Portugal
Salah satu pemain terbaik – bahkan banyak yang menganggapnya paling hebat – dalam sejarah sepakbola, Cristiano Ronaldo telah menjadi fenomena sejak berseragam Manchester United pada 2003.
Sempat dikritik di awal kariernya karena kerap menyia-nyiakan peluang dan dipandang terlalu banyak gaya, Ronaldo bekerja keras untuk meningkatkan efektivitas permainannya. Hasilnya, pada 2008 ia mencaplok Ballon d’Or pertama dan kemudian menambah empat gelar lagi
6. Joshua Kimmich | Jerman
Seiring Kimmich tidak terlalu sering menjadi berita utama, muncul sedikit kekhawatiran terkait peran penting pemain 26 tahun itu bagi Bayern Munich yang begitu dominan pada 2020 lalu.
Tapi hebatnya, dia tetap terhitung kelas dunia di dua posisi defensif ketika dia beroperasi sebagai bek kanan atau di lini tengah, di mana dia menempati posisi yang lebih sentral.
Menariknya, tak ada area kelemahan yang terekspos dalam permainannya.
7. Harry Kane | Inggris
Kapten Inggris ini menghadirkan kesulitan bagi para bek ketika menggiring bola dan berlari di hadapan barisan pertahanan lawan. Jangan lupa, dia juga cakap di udara.
Permainan serba-bisanya telah berkembang pesat sejak dia mengorbit ke permukaan, membawa dia ke jajaran status elite sepakbola.
8. Karim Benzema | Prancis
Kendati telah berusia 33 tahun Desember lalu, striker Real Madrid ini menghabiskan dua musim terakhir dengan permainan terbaik. Mungkin bisa dibilang performa terbaik sepanjang kariernya, yang sulit dikesampingkan oleh Deschamps.
Keluar dari bayang-bayang Cristiano Ronaldo di klub ibu kota Spanyol, gol demi golnya mengantarkan Madrid juara La Liga 2019/20, sementara penampilan bintang limanya membawa Madrid jadi semi-finalis Liga Champions musim ini.
Selain itu, kreativitasnya juga jadi salah satu atribut utama dia, dan jarang ada gol yang dicetak Madrid tidak melalui kreasi pemain No.9 mereka.
Benzema datang ke Euro 2020 untuk membuktikan, dan tantangannya sangat besar bagi dia untuk memainkan peran utama.
9. Toni Kroos | Jerman
Seorang gelandang atletis, Kroos adalah figur yang selalu ‘hidup’ di pertandingan.
Dia mungkin bukan pemain paling spektakuler, namun tidak boleh ada yang meremehkan pekerjaan dia di Real Madrid dan Jerman. Keunggulan teknisnya di tengah lapangan memungkinkan dia untuk mengatur tempo permainan kedua tim ini.
Dia sangat nyaman dengan kedua kakinya ketika menguasai bola. Lantaran keahliannya yang luas, dia punya segala atribut untuk bermain dalam peran apa pun di lini tengah.
Di tahapan awal kariernya, dia bermain lebih ke depan dari posisinya saat ini. Bagaimanapun, Kroos tetap sama efektifnya di mana pun dia berada.
10. Paul Pogba | Prancis
Sosok Pogba sukses membagi dua pandangan publik pecinta sepakbola.
Di Manchester United, dia secara umum terlihat dalam kondisi frustrasi setelah memecahkan rekor transfer dunia ketika pindah dari Juventus pada 2016.
Gaya mainnya yang lesu di lapangan, performa inkonsisten dan persona dia di media sosial tidak disukai oleh banyak pandit Liga Primer Inggris.
Sementara, bersama Prancis, Pogba menunjukkan wajah yang berbeda. Biasa diberi kebebasan lebih dengan memainkan peran box-to-box di mana N’Golo Kante berada di sampingnya, dia terlihat jadi pemain yang berbeda. Faktanya, Les Bleus tak pernah menelan kekalahan ketika pasangan ini bermain sebagai starter.
Setelah melakoni debut pada 2013, Pogba sekarang jadi salah satu pemain penting Prancis dan punya status kuat di tim inti. Bermain untuk timnas tampak lebih cocok untuk pemain 28 tahun itu.